Sebuah biografi dari shih huang ti biography
•
Huang (marga)
bong | |
---|---|
Aksara Han untuk Huang | |
Pengucapan | Huang (bahasa Mandarin) (bahasa Melayu) Hwang (bahasa Korea) Huỳnh atau Hoàng (bahasa Vietnam) |
Bahasa | Tionghoa, Korea, Vietnam, Melayu |
Urutan Bai Jia Xing | No.96 |
Populasi di RRT | Peringkat ke-7 |
Bahasa | Bahasa Mandarin |
Varian | Ng, Ung, Oei, Oey (Hokkian) Ng, Ooi, Hûi (Tiochiu) Wong (Kantonis) Wee (Hainan) Wijaya, Widjaya, Widjaja, Hutomo, Widodo, Winata, Witular, Wiyono (Indonesia) |
Huang (, Hanzi sederhana: 黄; Hanzi tradisional: 黃) adalah sebuah nama marga Tionghoa yang berarti "Kuning". Sementara Huáng merupakan romanisasi Pinyin untuk aksara tersebut, maka juga bisa diromanisasi menjadi Hwang, Huong, Houang, Hoang, Wong, Hwong, Vong, Hung, Hong, Bong, Eng, Ng, Uy, Wee, Oi, Oei, Oey, atau Ooi, Ong, atau Ung atau Wijaya, Widjaya, Widjaja dikarenakan pengucapan aksara tersebut dalam berbagai dialek dan bahasa yang berbeda.
Marga ini dikenal sebagai Hwang dalam bahasa Kore
•
Prominent Indonesian Chinese : Biographical Sketches (4th edition) [4 ed.] 9789814620512, 9789814620505
Citation preview
Copyright © 2015. ISEAS - Yusof Ishak Institute. All rights reserved. Leo, Suryadinata. Prominent Indonesian Chinese : Biographical Sketches (4th edition), ISEAS - Yusof Ishak Institute, 2015.
Copyright © 2015. ISEAS - Yusof Ishak Institute. All rights reserved.
ISEAS–Yusof Ishak Institute (formerly Institute of Southeast Asian Studies) was established as an autonomous organization in 1968. It is a regional centre dedicated to the study of sociopolitical, security and economic trends and developments in Southeast Asia and its wider geostrategic and economic environment. The Institute’s research programmes are the Regional Economic Studies (RES, including ASEAN and APEC), Regional Strategic and Political Studies (RSPS), and Regional Social and Cultural Studies (RSCS). ISEAS Publishing, an established academic press, has issued more than 2,000 books
•
Perang penyatuan Qin
Perang penyatuan Qin adalah serangkaian kampanye militer yang dilancarkan pada akhir abad ke-3 SM oleh negara Qin terhadap enam negara besar besar lainnya — denne, Zhao, Yan, Wei, Chu, dan Qi — dalam wilayah yang membentuk Tiongkok saat ini. Pada akhir perang tahun 221 SM, Qin menyatukan sebagian besar negara dan menduduki beberapa negeri di selatan Sungai Yangtze. Wilayah yang ditaklukkan oleh Qin menjadi fondasi Dinasti Qin.
Latar belakang
[sunting | sunting sumber]Kebangkitan Qin
[sunting | sunting sumber]Selama periode Negara-Negara Berperang, negara Qin telah berevolusi menjadi yang paling kuat dari tujuh negara besar di Tiongkok. Pada tahun 238 SM, Ying Zheng, Raja Qin, mengambil alih tampuk kekuasaan setelah menyingkirkan saingan politiknya, Lü Buwei dan Lao Ai. Dengan bantuan dari Li Si, Wei Liao (尉繚), dan lainnya, Ying Zheng memformulasikan rencana untuk menaklukkan enam negara besar lainnya dan menyatukan Tiongkok. Rencana tersebut, yang b